BAB I
PENDAHULUAN
A.
DESKRIPSI
Modul
roda dan ban membahas tentang beberapa hal penting yang perlu diketahui agar
dapat melepas, memasang dan menyetel roda secara efektif, efisien dan aman.
Cakupan materi yang akan dipelajari dalam modul ini meliputi : (a)
mengidentifikasi konstruksi jenis roda, (b) melepas roda-roda, (c) pemeriksaan
roda, dan (d) memasang roda.
Modul ini terdiri atas empat pertemuan. pertemuan 1
membahas tentang mengidentifikasi konstruksi jenis roda. pertemuan 2 membahas
tentang melepas roda-roda. pertemuan 3 membahas tentang pemeriksaan roda, dan pertemuan
4 membahas tentang memasang roda.
Setelah mempelajari modul ini peserta didik diharapkan
dapat memahami cara melepas, memasang dan menyetel roda.
B. Petunjuk
Penggunaan Modul
Untuk memperoleh hasil secara
maksimal dalam menggunakan modul ini,
maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain:
1.
Baca
dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada masing-masing
kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta didik dapat
bertanya kepada guru atau instruktur yang membimbing kegiatan belajar.
2.
Kerjakan tugas
tes fofrmatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar pemahaman yang
telah dimiliki terhadap materi-materi yang dibahas dalam setiap kegiatan
belajar.
3.
Untuk
kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikan hal-hal
berikut ini.
a. Perhatikan petunju-petunjuk
keselamatan kerja yang berlaku.
b. Pahami setiap langkah kerja (prosedur
praktikum) dengan baik.
c.
Sebelum
melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan) bahan dan alat yang diperlukan
dengan cermat.
d. Gunakan alat sesuai prosedur
pemakaian yang benar.
e. Untuk melaksanakan kegiatan praktikum
yang belum jelas, harus minta izin guru/instruktur terlebih dahulu.
f.
Detelah
selesai, kembalikan alat dan bahan pada tempatnya.
4.
Jika
belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan belajar
sebelumnya atau bertanyalah kepada guru dan instruktur yang mengampu kegiatan
pembelajaran yang bersangkutan.
C. Alokasi
Waktu
1.
Pertemuan
satu alokasi waktu yang digunakan adalah 3 x 45 menit
2.
Pertemuan
dua alokasi waktu yang digunakan adalah 3 x 45 menit
3.
Pertemuan
tiga alokasi waktu yang digunakan adalah 2 x 45 menit
4.
Pertemuan
empat alokasi waktu yang digunakan adalah 3 x 45 menit
D. Peralatan
dalam Penggunaan Modul
1.
Papan
tulis
2.
OHP
3.
LCD
Proyektor
4.
Buku
tulis, pulpen dan alat tulis lainnya
.
BAB
II
RODA DAN BAN
A. Pertemuan I : Mengidentifikasi
Konstruksi Jenis Roda
tahun1839 Charles Goodyear berhasil
menemukan teknik vulkanisasi karet. Vulkanisasi sendiri berasal dari kata
Vulkan yang merupakan dewa api dalam agama orang romawi. Pada mulanya Goodyear
tidak menamakan penemuannya itu dengan nama vulkanisasi melainkan karet tahan
api. Untuk menghargai jasanya, nama Goodyear diabadikan sebagai nama perusahaan
karet terkenal di Amerika Serikat yaitu Goodyear Tire and Rubber company yang
didirikan oleh Frank Seiberling pada tahun 1898. Goodyear Tire & Rubber
Company mulai berdiri di tahun 1898 ketika Frank Seiberling membeli pabrik
pertama perusahaan ini dengan menggunakan uang yang dia pinjam dari salah
seorang iparnya.
Bisa kita
bayangkan ban merupakan penemuan terbesar manusia semua pekerjaan lebih mudah
peranti yang menutupi velg suatu roda. Ban adalah bagian penting dari kendaraan
darat, dan digunakan untuk mengurangi getaran yang disebabkan ketidakteraturan
permukaan jalan, melindungi roda dari aus dan kerusakan, serta memberikan
kestabilan antara kendaraan dan tanah untuk meningkatkan percepatan dan
mempermudah pergerakan.
1. Pelek Dan Ban
Pada umumnya
roda yang digunakan pada mobil seperti terlihat pada gambar 1. Roda dapat
dibagi menjadi pelek dan ban. Pelek roda dan ban ini pada manusia dapat
diumpamakan sebagai kaki dan sepatu. Roda meluncur disepanjang jalan sambil
memikul berat kendaraan. Ban berfungsi meredam kejutan-kejutan yang ditimbulkan
oleh keadaan permukaan jalan dan mencegah kejutan ini berpindah ke body.
Gambar
1. Pelek dan Ban
2. Jenis
– Jenis Pelek Roda (Disc Wheel)
Ban tidak dapat dipasang langsung pada
mobil, tetapi dipasang pada roda-roda, biasanya pelek (disc wheel). Karena roda merupakan bagian penting yang menyangkut
keselamatan mengemudi, maka harus cukup kuat untuk menahan beban vertikal dan
horisontal, beban pengendaraan dan pengereman dan berbagai macam tenaga yang
tertumpu pada ban.
Disamping itu roda harus seringan mungkin. Tambahan pula ban harus
dibalance dengan baik, dengan demikian dapat berputar lembut pada putaran
tinggi, dan pelek harus dibuat akurat agar dapat mengikat ban dengan baik.
Gambar 2. Penampang
pelek roda
a. Tipe Pelek Roda
Pada gambar 2. memperlihatkan
sebuah model roda yang banyak digunakan pada mobil penumpang. Beberapa roda ada
yang menggunakan ruji-ruji, dan disc
wheel yang banyak digunakan ini terbuat dari baja plat yang dipres dalam
bentuk tertentu. Rim dilaskan menjadi satu dibagian luar disekeliling roda
untuk memungkinkan pemasangan ban.
Roda
dipasangkan pada hub atau poros (axle
shaft) dengan menggunakan empat atau enam buah baut tanam (hub bolt). Mur roda dibuat sedemikian
rupa sehingga pelek dapat menempatkan posisinya dengan tepat dan center secara
otomatis pada axle hub saat
pemasangan. Berat
pembalans (balance weight)
kadang-kadang ada terpasang diluar disekeliling rim untuk membalance roda.
Baut-baut yang dipasangkan pada roda disebut baut-baut hub, dan tutup yang
menutupi baut-baut ini disebut tutup roda (wheel
drop).
Pelek roda
dapat dibedakan menurut metode pembuatan dan bahannya. Ada dua tipe yang
umumnya digunakan sekarang : yaitu baja press dan campuran besi tuang (cast light alloy).
Gambar 3. Tipe pelek roda
b. Pelek
Baja Press
Pelek tipe (pressed-steel disc wheel)
ini terdiri dari rim yang dilas. Disc dibuat dari lembaran baja yang dipres.
Konstruksi seperti ini mudah untuk diproduksi dalam jumlah yang banyak. Pada
umumnya mobil menggunakan tipe ini karena tahan lama dan kualitasnya merata.
c. Pelek
Dari Bahan Campuran Besi Tuang
Pelek
(cast light-alloy disc wheel) ini
terbuat dari bahan campuran biasanya dari aluminium atau magnesium. Pada
umumnya digunakan untuk mengurangi berat dan menambah penampilan kendaraan.
Hal yang perlu diperhatikan dalam menangani pelek
aluminium adalah
1)
Pada kendaraan yang menggunakan pelek aluminium, bila
melepasnya untuk sementara, umpamanya untuk rotasi ban, perbaikan, atau bila
memasang pelek yang baru pada kendaraan, maka setelah 1500 km roda dipasang
periksalah kekerasan mur rodanya.
2)
Bila menggunakan rantai ban, berhati-hatilah memasangnya
agar tidak merusak pelek aluminium.
3)
Gunakanlah khusus untuk pelek aluminium.
4)
Bila
perlu membalance roda, gunakanlah balance weight khusus untuk pelek aluminium. Gunakanlah
palu plastik atau karet dan bukan logam untuk memasangnya.
5)
Seperti halnya pelek jenis lainnya, periksalah pelek
aluminium secara teratur.
3. Sistem Kode Spesifikasi Pelek
Ukuran pelek tercetak pada permukaan
pelek itu sendiri. Biasanya meliputi lebar, bentuk dan diameter pelek.
|
|
Gambar 4. Kode Spesifikasi Pelek
|
|
Misalnya: 5.50 F
x 15 SDC
Keterangan 5.50 : Lebar
pelek (dalam inchi)
F : Bentuk flens pelek
15 :
Diameter pelek (dalam inchi)
SDC :
Tipe rim
a.
Pelek (Rim)
Penggunaan pelek (atau rim) yang betul akan bermanfaat bagi kemampuan ban
yang dipakai dan keamanan dalam mengendarai mobil. Menurut standard industri
Jepang (JIS), pelek dibagi menjadi enam kategori sebagai berikut :
Nama Singkatan
Divided
Type Rim D.T.
Drop Center Rim D.C.
Wide
Drop Center Rim W.D.C.
Semi
Drop Center Rim S.D.C.
Flat
Base Rim I.R.
1)
Divide Type Rim
Gambar 5. Divide Type Rim
Pelek jenis ini digunakan untuk mobil kecil, mesin pertanian, dan kendaraan
industri (forklift dan sebagainya). Devide Type Rim paling cocok untuk
keperluan buka dan pasang ban secara mudah.
Tempat kedudukan bead
tidak datar, tetapi miring pada kedua sisi, menurun kearah pusat dan membentuk
apa yang dinamakan “taper”. Bead yang miring mencegah penggeseran dan akan
menghasilkan pegangan yang kuat dari bead dan pelek.
2) Drop Center Rim
Pelek ini digunakan terutama untuk mobil sedan dan truk kecil. Terdiri dari satu bagian saja (Devide
type terdiri dari dua bagian). Bentuk bagian tengah yang cekung dimaksudkan
untuk memudahkan pemasangan bead. Disini juga ada “taper” untukmencegah
pergeseran diantara ban dan pelek.
Gambar 6. Drop Center
Rim
3)
Wide Drop
Center Rim
Gambar 7. Wide Drop Center Rim
Belakangan ini ban dengan tekanan angin rendah telah digunakan untuk
menambahkan kenyamanan dalam mengendarai mobil. Ban-ban tersebut lebih lebar
daripada jenis yang biasa dan oleh karena itu, memerlukan suatu Wide Drop
Center Rim (lebih lebar). Kebanyakan ban ini digunakan untuk mobil sedan dan
truk kecil.
4)
Semi Drop
Center Rim
Gambar 8. Semi Drop
Center Rim
Semi Drop Center Rim
digunakan terutama untuk ban truk kecil. Bentuk bagian tengah yang sedikit
cekung memudahkan penggantian ban. Kontak antara ban dan pelek diperbesar
dengan adanya “taper”. Hasilnya lebih baik daripada yang diberikan oleh jenis
Flat Base biasa. Semi
Drop Center
Rim terdiri dari 3 bagian untuk memudahkan penggantian ban. Cincin yang
dipasang diantara flens dan pelek induk disebut Cincin Pengunci (Lock Ring).Tetapii dewasa ini, pelek
dengan 2 bagian (tanpa cincin pengunci) lebih sering digunakan, bagian yang
dapat dilepas disebut Cincin Samping (Side
Ring).
5)
Flat Base Rim
Gambar 9. Flat
Base Rim
Flat Base Rim dig Flat Base Rim digunakan untuk truk dan bus. Struktur
pelek rata dan kuat dan oleh karena itu, dapat menahan beban yang lebih berat. Seperti pada semi drop center rim,
pelepasan dari cincin samping adalah untuk pemasangan dan pelepasan ban. Pelek
jenis ini sekarang dibuat lebih lebar. Tempat kedudukan bead sebelah kiri pada
gambar 8, tidak begitu jelas kelihatan tetapi ada “taper“ sedikit. Pada sisi
dimana cincin samping berada, tidak ada taper. Jadi disini pasangan bead tidak
begitu baik, karena itu tidak direkomendasikan pemakaian pelek jenis ini.
6)
Interim Rim
Gambar
10. Interim Rim
Interim Rim mempunyai
konstruksi yang sama dengan Flat Base Rim
yang lebar (Wide Base Rim) dan
merupakan model yang telah disempurnakan dari Flat Base Rim. Dari hasil
eksperimen yang bertahun-tahun ditemukan bahwa perbandingan (ratio) yang terbaik antara lebar pelek
dan ban adalah sekitar 70%. Penggunaan pelek yang lebih lebar memberikan
pencegahan yang baik terhadap pembangkitan panas dalam ban, umur ban yang
pendek (dibandingkan dengan pelek yang lebih tua dengan lebar kira-kira 57 %
dari lebar ban).
b. Ukuran
Pelek
Contoh : 5.00 S x 20 F.B.
Keterangan :
5.0
= Lebar pelek (=lebar dasar ban) dalam inchi.
S = bentuk
flens dari pelek.
Ada
20 macam,dari A sampai V.
20 = diameter
pelek dalam inchi.
F.B. = Flat
Base Rim.
C.
Pertemuan III : Pemeriksaan Roda
1. Batas Pemakaian Ban Luar
Indikator Keausan Ban (T.W.I = Tread Wear Indicator). Indikator
keausan ban adalah tonjolan di dalam tread yang jumlahnya empat sampai enam di
sekeliling ban. Tingginya 1,6 sampai 1,8 mm dari dasar tread. Apabila keausan
tread mencapai indikator, hal ini menunjukkan batas keausan ban dan saatnya ban
harus diganti. Berikut ini merupakan alasan mengapa ban yang keausannya sudah
mencapai TWI harus diganti.
Gambar
22. Indikator
Keausan Ban (T.W.I)
a. Hydroplanning
Genangan air di jalan yang menjadi
penyekat antara ban dengan permukaan jalan, sehingga mengurangi daya cengkeram
ban (road holding).
Faktor yang mempengaruhi hydroplanning :
Aman Berbahaya
1) Kecepatan :
Rendah Tinggi
2) Tekanan Angin : Tinggi Rendah
3) Alur Telapak Ban : Ada alur Gundul
b. Pengendaraan
di Jalan Basah
Ban yang baik harus dapat mengalirkan air minimal sebanyak 4 s/d 5 liter per
detik, ketika kendaraan berkecepatan 60 km/jam. Bila ketentuan tersebut tidak
terpenuhi, maka kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi ialah :
1) Terjadi
peningkatan permukaan air di depan ban,
2) Bila kecepatan
kendaraan meningkat, ban/kendaraan akan berjalan di atas air (terjadi Aquaplane / Hydroplane),
3) Daya cengkeram
kurang, kendaraan tidak dapat dikendalikan dengan baik (ada resiko slip),
mengurangi kemampuan pengereman.
c. Pengendalian di Jalan Basah
Alur telapak ban dirancang sedemikian rupa
untuk dapat membuang / mengalirkan air dengan baik, agar terjadi kontak area
antara telapak ban dengan permukaan jalan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembuangan air :
a) Kedalaman alur
telapak
b) Kelebaran alur
telapak
c) Jumlah alur
telapak
d) Jenis pola
telapak
e)
Kecepatan
kendaraan
Pemakaian pelek
yang tidak sempurna akan mengakibatkan :
1) Posisi kedudukan
bead kurang sempurna (tidak melekat dengan baik).
2)
Ketika menikung,
ban mungkin lepas dari pelek.
3) Tidak dapat
menjaga tekanan angin ban tubeless dengan sempurna.
4) Ban dalam
mungkin koyak karena terjepit bead pada pelek yang lebih sempit.
5) Pada pelek yang
lebih lebar, dinding samping ban terlalu tegang (tidak lentur), sehingga
pengendaraan menjadi keras.
d.
Pemakaian Pelek Yang Tidak Sempurna
Pelek Standar Pelek Sempit Pelek Lebar
Gambar
23. Posisi Ban
Terhadap Pelek
2. Penggunaan Ban Dan Pelek Yang
Sesuai
a. Ban luar radial
harus memakai ban dalam radial.
b. Gunakan ban dengan spesifikasi teknis yang seragam.
c.
Gunakan pelek
ukuran standar, sesuai dengan ukuran ban.
d. Gunakan pelek
Hump Rim untuk ban tubeless.
e. Mengemudi dengan
cara yang wajar.
3. Pemeriksaan Ban Luar
a. Kesesuaian ban terhadap pelek yang digunakan. Ukuran ban harus sesuai dengan pelek yang digunakan.
Pemeriksaan dapat dilakukan dengan melihat ukuran ban yang tertera pada
sidewall dan dibandingkan dengan ukuran pelek yang digunakan. Ukuran pelek
biasanya tertera pada pelek tersebut. Pemakaian pelek yang tidak sempurna akan
mengakibatkan akibat seperti telah diuraikan di atas. Penting
juga memeriksa run out pelek roda, yaitu seperti gambar dibawah ini.
Gambar 24. Memeriksa Run Out Pelek
b. Pemeriksaan
keausan ban. Keausan ban dapat dilihat dengan melihat indikator
keausan ban pada tread. Apabila keausan tread mencapai indikator, hal ini menunjukkan batas keausan ban
dan saatnya ban harus diganti.
Gambar 25.
Pemeriksaan Keausan Ban
c. Tekanan
angin. Tekanan angin
ban yang tidak sesuai akan menyebabkan kerusakan pada ban dan memperpendek umur
ban, diantaranya : keausan tread tidak rata, lepasnya ikatan ply-cord dari
karet ban, dan keretakan pada daerah sidewall. Oleh karena itu penting juga
dilakukan memeriksa keolengan roda, seperti gambar dibawah ini. (keolengan roda : 1,0 mm)
Gambar 26. Pemeriksaan run-out ban
d.
Kerusakan
luar. Kerusakan luar
dari ban merupakan kerusakan yang dapat diamati secara visual.
Gambar 27. Pemeriksaan Kerusakan Luar
Ban
1) Rib
Tear
Ada bagian alur Rib yang
robek dan terlepas dari telapak ban. Tear Rib disebabkan posisi telapak ban
tidak menapak ke permukaan jalan dengan sempurna, sehingga konsentrasi berat
hanya bertumpu pada sebagian kecil telapak. Karena beban tidak sesuai dengan
kekuatan bagian ban yang memikul, maka terjadi kerusakan.
2) Separation
Pada bagian luar ban
terjadi benjolan (bagian yang menggelembung) terutama pada shoulder, atau pada
sidewall. Ini disebabkan terlepasnya ikatan ply-cord dari karet ban yang
disebabkan beban berat, tekanan angin kurang dan kecepatan tinggi.
3) C.B.U
Terputusnya ply-cord pada
sidewall, kerusakan dapat dilihat dari sisi dalam ban. Penyebab kerusakan ini
adalah tekanan ban sangat kurang, sehingga terjadi defleksi
(pergerakan-pergerakan) yang besar pada sidewall. Gaya regang tarik yang berulang-ulang
menyebabkan ply-cord putus.
4. Macam dan Golongan Kerusakan Ban Luar
Tabel 2. macam dan Golongan
Kerusakan Ban Luar
Macam
dan Kondisi kerusakan
|
Penggolongan
|
Ply-cord
putus ( C.B.U )
|
Berbahaya
|
Retak alur
|
Mencapai
benang / kanvas
|
Berbahaya
|
Belum
mencapai benang
|
Hati-hati
|
Rusak luar
telapak
|
Mencapai
benang / kanvas
|
Berbahaya
|
Belum mencapai
benang
|
Hati-hati
|
Retak
dinding samping
|
Mencapai
benang / kanvas
|
Berbahaya
|
Belum
mencapai benang
|
Hati-hati
|
Kerusakan
bead (Bead broken)
|
Berbahaya
|
Lapisan
ban terpisah (separation)
|
Berbahaya
|
Kebocoran/perbaikan
yang tidak sempurna pada ban tubeless
|
Berbahaya
|
1. Keausan
ban.
Digolongkan menjadi dua, yaitu keausan
karena umur pemakaian dan keausan yang tidak wajar. Tread yang aus secara merata merupakan
keausan yang wajar yang terjadi karena umur pemakaian ban. Apabila tanda
indikator keausan pada tread sudah terlihat, ban perlu diganti baru.
Berikut ini merupakan keausan yang tidak
wajar yang terjadi pada ban.
b. Ban Aus Pada Shoulder Atau Di Tengah
Penyebab utama keausan ban yang terpusat
pada shoulder atau di tengah adalah kesalahan tekanan ban. Kalau tekanan ban
terlalu rendah, maka bagian tengah akan cekung, dan beban akan tertumpu pada
shoulder sehingga akan aus lebih cepat daripada bagian tengah. Beban yang
berlebihan juga akan berakibat sama.
Kalau tekanan ban terlalu tinggi, bagian
tengah ban menjadi cembung, dan sebagian besar beban akan tertumpu di tengah
sehingga keausannya lebih cepat daripada bagian shoulder.
Gambar 28. Aus Pada Tengah Tread dan Pada
Shoulder
c. Keausan Ban Sebelah Dalam Atau Sebelah Luar
1) Keausan karena menikung, seperti
terlihat di bawah adalah yang disebabkan karena berbelok dengan kecepatan yang
berlebihan. Ban tergelincir dan mengakibatkan jenis keausan diagonal. Ini
adalah masalah yang paling sering terjadi. Satu-satunya cara pencegahannya
adalah pengemudi harus memperlambat kendaraan pada saat membelok.
2) Deformasi atau kelonggaran yang
berlebihan pada bagian suspensi akan mempengaruhi front wheel alignment, dan
mengakibatkan keausan ban tidak normal.
3) Kalau sebelah tread keausannya lebih
cepat dari yang lain, penyebab utamanya adalah mungkin camber tidak tepat.
Karena besarnya bidang singgung ban dengan jalan tergantung pada besarnya
beban, ban dengan camber positip, diameter sebelah luarnya lebih kecil daripada
sebelah dalam. Akibatnya, tread bagian luar akan slip pada jalan untuk mengejar
jarak tempuh yang sama untuk tread bagian dalam. Kejadian slip ini
mengakibatkan keausan yang berlebihan di sebelah luar tread. Untuk ban dengan
camber negatip, keausan tread di sebelah dalam akan lebih cepat.
Gambar 29. Aus
Sebelah Dalam dan Luar
d. Keausan Akibat Toe-In Atau Toe-Out (Aus Berbulu)
Penyebab utama aus berbulu pada
tread ban adalah penyetelan toe-in yang tidak tepat. Toe-in yang terlalu besar
akan memaksa roda slip keluar dan menggesek bidang singgung tread bagian dalam
pada permukaan jalan, ini menyebabkan terjadinya keausan toe-in. permukaan
tread akan membentuk susunan seperti bulu seperti terlihat pada gambar di bawah
ini. Ini dapat diketahui
dengan jalan mengusapkan tangan pada tread dari bagian dalam ke bagian luar
ban.
Gambar 30. Keausan Ban Akibat Toe – in
Dalam hal lain, toe-out
yang berlebihan akan menarik ban ke dalam dan menggesek bidang singgung tread
bagian luar pada permukaan jalan. Keausan toe-out yang terjadi bentuknya
seperti gambar di bawah.
Gambar
31. Keausan Ban
Akibat Toe – out
e. Keausan
Toe-and-Heel
Keausan toe-and-heel adalah aus sebagian
yang sering terjadi pada ban dengan pola tread block dan lug. Ban dengan tread
berpola rib keausannya membentuk pola seperti gelombang.
Karena ban yang bukan
penggerak roda tidak memperoleh gaya penggerak, tetapi hanya gaya pengereman, keausannya cenderung
membentuk pola toe-and-heel. Keausan seperti ini juga akan terjadi jika rem
secara berulang-ulang diinjak dan dilepaskan, yang mengakibatkan ban
tergelincir pada jarak yang pendek berkali-kali.
Gambar 32. Keausan Toe – and – Heel
f. Keausan
Spot/Spot Wear (Cupping)
Keausan spot membentuk lekukan seperti
mangkok pada beberapa bagian tread roda dan terjadi jika kendaraan berjalan
pada kecepatan tinggi. Keausan semacam ini terjadi karena tread roda mengalami
slip pada interval yang teratur, seperti diterangkan di bawah. Kalau bearing
roda, ball joint, tie rod end, dan lain-lain mengalami keausan yang berlebihan,
atau kalau spindle bengkok, ban akan bergoyang pada titik tertentu di saat
berputar dengan kecepatan tinggi, sehingga mengakibatkan gesekan yang kuat dan
menyebabkan terjadinya keausan spot. Teromol rem yang telah berubah bentuk atau
aus tidak merata menyebabkan terjadinya pengereman pada interval yang teratur,
dan ini mengakibatkan terjadinya keausan spot dengan ukuran yang cukup besar melingkar
pada ban.
Gambar 33. Keausan Spot
2. Batas Pemakaian Ban Dalam
a. Ban dalam yang
keliling penampang luarnya telah mengembang sampai 92% atau lebih, dibandingkan
dengan keliling penampang ban luar pada bagian dalam.
b. Ban dalam yang
rusak / patah batang pentilnya.
c. Sudah melipat, aus, atau ada bagian yang
lunak karetnya.
3. Pemilihan Ban Dalam
a. Ukuran ban dalam
harus sesuai dengan ukuran ban luarnya.
b. Ban dalam baru dipasangkan dengan ban luar baru.
c. Gunakan merek
ban dalam yang sama dengan merek ban luarnya.
d. Pilih ban dalam dengan pentil yang sesuai dengan klasifikasi ban luar
dan jenis peleknya.
e. Pakailah isi
pentil yang sesuai dengan jenis pentilnya dan selalu gunakan penutup pentil.
4. Pemeriksaan Ban Dalam
Pemeriksaan ban dalam meliputi :
2. Kesesuaian dengan ban luar yang dipakai. Ban dalam dan luar harus
menggunakan ukuran dan jenis yang sama. Ban luar radial harus menggunakan ban
dalam radial juga.
3. Keliling
penampang luar. Ban dalam yang keliling penampang luarnya telah mengembang
sampai 92% atau lebih, dibandingkan dengan keliling penampang ban luar pada
bagian dalam harus diganti baru.
4. Kondisi pentil.
Pentil yang sudah tidak bekerja dengan baik (macet, karatan, bocor) tidak layak
pakai dan harus diganti baru. Batang pentil yang rusak (karatan/bocor)
menunjukkan ban dalam harus diganti. Pastikan tutup pentil ada dan terpasang.
5. Karet ban. Ban
dalam yang sudah aus, melipat, sobek ataupun ada bagian yang lunak karetnya
harus diganti baru. Ban dalam dengan tambalan yang sudah
terlalu banyak juga harus diganti baru.
Gambar
34. Pemeriksaan Ban
Dalam
5. Prosedur
Pemeriksaan Ban Dalam Dan Ban Luar
a. Memeriksa Kerusakan Ban Luar
Prosedur Pemeriksaan Kerusakan
Ban
1) Bersihkan seluruh permukaan ban dari kotoran dan benda-benda asing yang
menempel, bila perlu cuci dengan air bersih.
2) Secara visual, periksa
kesesuaian ukuran ban dengan pelek.
3) Secara visual, periksa
ban jika terdapat cacat atau rusak pada sisi luar dan sisi dalam dari ban.
Kerusakan yang sering terjadi pada ban diantaranya : ply-cord putus (C.B.U),
retak alur, rusak luar telapak, retak dinding samping, kerusakan bead, lapisan
ban terpisah (separation), dan kebocoran/perbaikan yang tidak sempurna pada ban
tubeless.
4) Secara visual, periksa
perubahan bentuk/keausan pada pola ban. Keausan yang sering terjadi pada ban
adalah keausan normal dan keausan yang
tidak normal, yakni : aus pada shoulder, aus pada bagian tengah tread, aus
sebelah luar/dalam, aus menyamping/berbulu, aus tidak rata (spot wear), dan toe-and-heel.
b.
Memeriksa Kerusakan Ban Dalam
Prosedur Pemeriksaan
Ban dalam
1)
Bersihkan seluruh permukaan ban dalam dari kotoran dan
benda-benda asing yang menempel.
2)
Periksa kesesuaian
dengan ban luar yang dipakai. Ban dalam dan luar harus menggunakan ukuran dan
jenis yang sama. Ban luar radial harus menggunakan ban dalam radial juga.
3)
Periksa keliling penampang luar. Ban dalam yang keliling
penampang luarnya telah mengembang sampai 92% atau lebih, dibandingkan dengan
keliling penampang ban luar pada bagian dalam harus diganti baru.
4)
Periksa kondisi pentil. Pentil yang sudah tidak bekerja
dengan baik (macet, karatan, bocor) tidak layak pakai dan harus diganti baru.
Batang pentil yang rusak (karatan/bocor) menunjukkan ban dalam harus diganti.
Pastikan tutup pentil ada dan terpasang.
5)
Periksa karet ban. Ban dalam yang sudah aus, melipat, sobek
ataupun ada bagian yang lunak karetnya harus diganti baru. Ban dalam dengan tambalan yang sudah terlalu banyak juga harus diganti
baru.
c.
Memeriksa dan Mengatur Tekanan Udara Ban
1) Item yang perlu disiapkan:
(1) Alat ukur ban
(2)
Chock udara untuk ban
(3)
Udara bertekanan
2) Prosedur
(1) Pastikan bahwa kendaraan berada pada tempat yang rata dan roda diganjal
(bila ban masih terpasang).
(2)
Periksa tekanan udara ban.
Senantiasa pasang tutup
katup
Gambar 35. Pemeriksaan Tekanan Udara ban
(3)
Pompa ban
(4) Atur tekanan udara sesuai spesifikasi.
3)
Tekanan Udara Standar (dengan/tanpa barang)
Tabel 3. Tekanan Udara Standar
Ukuran ban
|
Tekanan udara (kg/cm2) (depan
& belakang)
|
10.0-20-14PR
|
6.75
|
10.0R20-14PR
|
7.25
|
11R22.5-14PR
|
7.00
|
11/70R22.5-14PR
|
8.00
|
11.1-20-16PR
|
7.00
|
Gambar 36. Pengaturan Tekanan Udara
Ban
6. Rangkuman
1.
Keausan
ban
Digolongkan menjadi dua, yaitu keausan
karena umur pemakaian dan keausan yang tidak wajar, diantaranya :
a.
Ban Aus Pada Shoulder Atau Di Tengah, disebabkan terutama
karena tekanan ban.
b.
Keausan Ban Sebelah Dalam Atau Sebelah Luar, dapat
disebabkan oleh : Keausan karena menikung, berbelok dengan kecepatan yang
berlebihan, kelonggaran yang berlebihan pada bagian suspensi mengakibatkan
keausan ban tidak normal, dan sudut camber yang tidak tepat.
c.
Keausan
Akibat Toe-In Atau Toe-Out (Aus
Berbulu), penyebab utamanya adalah
penyetelan toe-in yang tidak tepat.
d.
Keausan
Toe-and-Heel, aus sebagian yang sering terjadi pada ban dengan pola tread block
dan lug.
e.
Keausan
Spot/Spot Wear (Cupping), membentuk
lekukan seperti mangkok pada beberapa bagian tread roda.
2. Hal-hal
yang penting harus diperhatikan saat perbaikan
a. Selalu periksa tekanan ban untuk
menghindari keausan yang tidak rata.
Lihat buku petunjuk bengkel untuk tekanan ban.
b.
Pastikan ban yang double (belakang) bertekanan yang sama.
c.
Pastikan tidak ada benda asing pada permukaan kontak
antara roda dan tromol rem pada saat pemasangan agar tidak terjadi perubahan
bentuk (deformasi) dan kencangkan baut roda secara merata. Deformasi
tromol rem mengakibatkan getaran saat pengereman.
d.
Ukur play roda seperti pada gambar untuk mengetahui adanya deformasi
serta kondisi pemasangan.
|
|
Gambar
37. Mengukur
play roda
|
|
7. Latihan
1.
Ban 10.00-20-14PR diganti dengan 11.00-20-14PR pada roda
yang sama. Apa akibatnya pada performa
kendaraan (kecepatan, kemampuan menanjak, pembacaan pada speedometer, dll)!
2.
Jelaskan kecenderungan keausan ban bila :
a). Tekanan udara terlalu tinggi
b).
Tekanan udara ban terlalu rendah
c).
Toe-in
terlalu besar
d). Toe-out terlalu besar
e). Camber terlalu besar
f).
Camber
terlalu kecil
C. Pertemuan
IV : Memasang Roda
1. Prosedur
Pemasangan Ban
a.
Pastikan bahwa kendaraan berada pada tempat yang rata dan
roda diganjal.
b.
Pompa ban dengan kompresor dengan tekanan yang sesuai
dengan peruntukan ban. Peralatan yang perlu disiapkan antara lain: Tire gauge
(alat ukur tekanan ban), Chuck udara untuk ban, udara bertekanan, kunci roda
dan jack stand.
Tabel 5. Standar
Tekanan Ban
Ukuran ban
|
Tekanan udara (kg/cm2) (depan
& belakang)
|
10.0-20-14PR
|
6.75
|
10.0R20-14PR
|
7.25
|
11R22.5-14PR
|
7.00
|
11/70R22.5-14PR
|
8.00
|
11.1-20-16PR
|
7.00
|
c.

Tempatkan
roda pada lubang baut-baut roda sehingga
posisinya tepat dan benar sesuai dengan tanda pemasangannya.
|
|
Gambar 40. Tanda Pemasangan
|
|
d.
Dongkraklah kendaraan dan kemudian
ambil stand dari bawah kendaraan.
|
|
Gambar 41. Mendongkrak kendaraan
|
|
e.
Keraskan mur roda dengan urutan seperti pada gambar
disamping ini, Torsi : 600 kgf-cm (59 N.m; 43 lbf.ft).
1)
Kencangkan setiap mur roda dengan kunci mur roda dan
periksa jika ada yang kendor.
Ø Jika
ada yang longgar, kencangkan sampai putaran yang ditentukan.
Ø Putaran
untuk mengencangkan: 4.000 - 4.800 kg.cm
Gambar 43. Pengencangan mur roda
|
|
2. Metode pengencangan baut
Metode pengencangan baut ada
dua, yaitu: metode elastic region (konvensional) dan metode plastic region (angle
torque).
a.
Metode
elastic region
Pada
metode ini momen pengencangan bertambah sesuai dengan putaran sudut baut, bila
baut dikeraskan melebihi elastic region hanya sudut putaran yang bertambah
tetapi momennya tetap.
b.
Metode
plastic region
Pada
tipe mesin tertentu, baut cylinder head dan main cap bearing dikencangkan
dengan metode plastic region. Pada
metode ini, pertama baut dikencangkan pada momen yang mendekati yield point (titik getas), kemudian
diputar lagi sampai melewati yield point.
Baut tipe ini menghalangi tegangan aksial di daerah
plastic region.
Grafik 1. Metode Pengencangan Baut
3. Rangkuman
a. Prosedur
Pemasangan Ban
1)
Pastikan bahwa kendaraan berada pada tempat yang rata dan
roda diganjal.
2)
Pompa ban dengan kompresor dengan tekanan yang sesuai
dengan peruntukan ban (menurut spesifikasi).
3)
Posisikan roda pada lubang baut-baut roda sehingga posisinya tepat dan benar sesuai
dengan tanda pemasangannya.
4)
Dongkraklah kendaraan dan kemudian ambil stand dari bawah
kendaraan.
5)
Keraskan mur roda dengan urutan seperti pada gambar
disamping ini, Torsi : 600 kgf-cm (59
N.m; 43 lbf.ft)
b. Metode pengencangan baut
Metode pengencangan baut ada dua, yaitu: metode elastic region (konvensional)
dan metode plastic region (angle torque).
4.
Latihan
1. Buatlah flow chart tentang prosedur pemasangan roda!
BAB III
EVALUASI
A.
Latihan
1. Jelaskan secara singkat tentang pelek
baja press dan campuran besi tuang!
2. Terangkan tentang pelek Semi Drop Center Rim!
3. Jelaskan tentang jenis ban bias,
radial dan tubeless!
4.
Sebutkan tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang ada
di dalam prosedur melepas roda!
5.
Jelaskan langkah-langkah dalam melepas roda!
6.
Jelaskan jenis-jenis kerusakan pada ban biasa dan ban
tubeless, dan jelaskan dengan gambar (sketsa) !
7.
Jelaskan prosedur pemeriksaan kerusakan ban luar !
8.
Jelaskan prosedur pemeriksaan kerusakan ban dalam !
9.
Jelaskan tentang prosedur pemasangan roda dan
pengencangan mur roda !
B.
Kunci
Jawaban
1. Pelek tipe (pressed-steel disc wheel) ini terdiri dari rim yang dilas. Disc
dibuat dari lembaran baja yang dipres. Konstruksi seperti ini mudah untuk
diproduksi dalam jumlah yang banyak. Pada umumnya mobil menggunakan tipe ini
karena tahan lama dan kualitasnya merata. Sedangkan pelek (cast light-alloy disc wheel) ini terbuat dari bahan campuran
terutama dari aluminium atau magnesium. Pada umumnya digunakan untuk mengurangi
berat dan menambah penampilan kendaraan.
2.
Semi Drop
Center Rim
Pelek
Semi Drop Center Rim
Semi Drop Center Rim
digunakan terutama untuk ban truk kecil. Bentuk bagian tengah yang sedikit
cekung memudahkan penggantian ban. Kontak antara ban dan pelek diperbesar
dengan adanya “taper”. Hasilnya lebih baik daripada yang diberikan oleh jenis
Flat Base biasa. Semi
Drop Center
Rim terdiri dari 3 bagian untuk memudahkan penggantian ban. Cincin yang
dipasang diantara flens dan pelek induk disebut Cincin Pengunci (Lock Ring).Tetapi dewasa ini, pelek
dengan 2 bagian (tanpa cincin pengunci) lebih sering digunakan, bagian yang
dapat dilepas disebut Cincin Samping (Side
Ring).
3.
Ban
kendaraan dapat dibagi menjadi : ban bias,
radial dan tubeless (tanpa ban
dalam).
a.
Ban Bias
Ban ini dibuat dengan lapisan serat arah miring. Memiliki tapak (tread) dengan daya serap benturan yang baik sehingga memberikan
kenyamanan berkendaraan. Adapun ketahanan terhadap keausan dan
guncangan (rol) tidak sebaik ban radial.
b. Ban Radial
Lapisan serat pada ban
ini menyilang lingkar ban, ditambah lapisan sabuk searah lingkar ban. Tipe ban ini sabuk terbuat dari serat baja
disebut ban radial baja. Tapaknya lebih kaku,
lebih tahan terhadap guncangan dan keausan daripada tipe bias, namun kurang
nyaman pada jalan tidak rata.
c.
Ban
Tubeless
Tipe ini dirancang untuk
menahan udara langsung didalamnya tanpa menggunakan ban dalam. Dilengkapi dengan lapisan dalam untuk
menghindari kebocoran udara serta berfungsi untuk menghambat udara bocor dengan
cepat saat ban tertusuk, sehingga tingkat keamanannya cukup baik. Keuntungan
Ban Tubeles yaitu saat ban terkena paku atau benda tajam lainnya, tread dan
liner mencengkeram kuat pada paku, sehingga dapat mencegah kebocoran udara sehingga
ban tidak cepat kempis. Karena udara dalam ban berhubungan langsung dengan rim,
transfer radiasi panas akan lebih baik. Dengan dihilangkannya ban dalam, flap
dan side ring ban menjadi lebih ringan.
4.
Sebelum melepas roda, perlu diperhatikan keselamatan
kerja sebagai berikut :
a.
Melepas
kedua roda pada permukaan/ lantai yang rata.
b.
Gunakan alat (kunci roda) sesuai dengan fungsinya.
c.
Sebelum didongkrak sebaiknya mur-mur roda dikendorkan
terlebih dahulu.
d.
Perhatikan benar-benar semua spesifikasi momen
pengencangan baut. Gunakan selalu kunci momen.
e.
Pada saat mendongkrak dan menopang kendaraan, hendaknya
berhati-hati. Tempatkan dongkrak dan penopang pada lokasi yang benar.
f.
Apabila yang diangkat hanya bagian depan atau belakang
saja, ganjal-lah roda demi keselamatan.
g.
Setelah kendaraan didongkrak, jangan lupa menopangnya.
Adalah sangat berbahaya; mengerjakan perbaikan dengan kendaraan diangkat tanpa
penopang, walau hanya untuk pekerjaan yang kecil dan sebentar sekalipun.
5. Urutan langkah melepas roda yaitu
antara lain :
a.
Posisikan kendaraan pada tempat yang
rata. Jangan lupa berilah pengganjal pada roda belakang.
b.
Bukalah tutup roda dan kendorkan sedikit mur-mur pengikat
baut roda (hanya dikendorkan sedikit saja, tidak sampai lepas) dengan kunci
roda berlawanan arah jarum jam.
c.
Dongkrak mobil dan naikkan as depan
kemudian dijamin dengan jack stand pada bagian yang aman di dekat roda yang
akan dilepas.
d.
Bukalah kap hub dengan menggunakan obeng ( - ).
e.
Lepaskan mur-mur pengikat baut roda dengan menggunakan
kunci roda.
f.
Lepaskan roda dari baut pengikatnya
dengan menarik secara perlahan.
g.
Lakukan pemeriksaan dan diskusikan
mengenai kondisi roda, kemungkinan penyebab kerusakan, kemungkinan perbaikan
serta kemungkinan akibat jika kerusakan terjadi dan dibiarkan!
h.
Lakukan pemasangan kembali komponen-komponen yang
dibongkar secara efektif dan efisien! (dengan kebalikan dari langkah
pelepasan).
6. Jenis-jenis
kerusakan pada ban biasa dan ban tubeless.
1. Rib Tear. Ada
bagian alur Rib yang robek dan terlepas dari telapak ban yang disebabkan posisi
telapak ban tidak menapak ke permukaan jalan dengan sempurna, sehingga
konsentrasi berat hanya bertumpu pada sebagian kecil telapak. Karena beban
tidak sesuai dengan kekuatan bagian ban yang memikul, maka
terjadi kerusakan.
2. Separation. Pada bagian luar ban terjadi benjolan (bagian
yang menggelembung) terutama pada shoulder, atau pada sidewall. Ini disebabkan
terlepasnya ikatan ply-cord dari karet ban yang disebabkan beban berat, tekanan
angin kurang dan kecepatan tinggi.
3. C.B.U. Terputusnya
ply-cord pada sidewall, kerusakan dapat dilihat dari sisi dalam ban. Penyebab
kerusakan ini adalah tekanan ban sangat kurang, sehingga terjadi defleksi
(pergerakan-pergerakan) yang besar pada sidewall. Gaya regang tarik yang berulang-ulang
menyebabkan ply-cord putus.
4. Keausan ban.
Digolongkan menjadi dua, yaitu keausan karena umur pemakaian dan keausan yang
tidak wajar. Tread yang aus secara
merata merupakan keausan yang wajar yang terjadi karena umur pemakaian ban.
Apabila tanda indikator keausan pada tread sudah terlihat, ban perlu diganti
baru.
Keausan
yang tidak wajar yang terjadi pada ban:
a. Ban aus
pada shoulder atau di tengah, disebabkan
oleh kesalahan tekanan ban. Tekanan ban terlalu rendah/beban yang berlebihan
menyebabkan shoulder aus lebih cepat daripada bagian tengah. Tekanan ban yang
terlalu tinggi akan mengebabkan bagian tengah tread aus lebih cepat daripada
bagian shoulder.
Gambar
Aus Pada Tengah Tread dan Pada Shoulder
b.
Keausan Ban Sebelah Dalam Atau Sebelah Luar. Kalau sebelah tread keausannya lebih
cepat dari yang lain, penyebab utamanya adalah mungkin camber tidak tepat. Ban
dengan camber positip, mengakibatkan keausan yang berlebihan di sebelah luar
tread. Untuk ban dengan camber negatip, keausan tread di sebelah dalam akan
lebih cepat.
Gambar Aus Sebelah Dalam dan Luar
c.
Keausan Akibat Toe-In Atau
Toe-Out (Aus Berbulu). Penyebab utama aus berbulu pada tread ban adalah
penyetelan toe-in yang tidak tepat. Toe-in yang terlalu besar akan memaksa roda
slip keluar dan menggesek bidang singgung tread bagian dalam pada permukaan
jalan, ini menyebabkan terjadinya keausan toe-in.
Gambar
Keausan Ban Akibat Toe – in
Toe-out yang berlebihan
akan menarik ban ke dalam dan menggesek bidang singgung tread bagian luar pada
permukaan jalan. Keausan toe-out yang terjadi bentuknya seperti gambar di
bawah.
Gambar Keausan Ban Akibat Toe - out
d. Keausan
Toe-and-Heel. Keausan
toe-and-heel adalah aus sebagian yang sering terjadi pada ban dengan pola tread
block dan lug. Keausan seperti ini juga akan terjadi jika rem secara
berulang-ulang diinjak dan dilepaskan, yang mengakibatkan ban tergelincir pada
jarak yang pendek berkali-kali.
Gambar
Keausan Toe – and – Heel
e.
Keausan Spot/Spot
Wear (Cupping). Keausan
spot membentuk lekukan seperti mangkok pada beberapa bagian tread roda dan
terjadi jika kendaraan berjalan pada kecepatan tinggi. Keausan semacam ini
terjadi karena tread roda mengalami slip pada interval yang teratur, seperti :
bearing roda, ball joint, tie rod end mengalami keausan yang berlebihan,
teromol rem yang telah berubah bentuk atau aus tidak merata menyebabkan
terjadinya keausan spot dengan ukuran yang cukup besar melingkar pada ban.
Gambar
Keausan Spot
7.
Prosedur
pemeriksaan ban luar.
a. Bersihkan seluruh permukaan ban dari kotoran dan benda-benda asing yang
menempel, bila perlu cuci dengan air bersih.
b.
Secara visual, periksa kesesuaian ukuran ban dengan pelek.
c.
Secara visual, periksa ban jika terdapat cacat atau rusak pada
sisi luar dan sisi dalam dari ban. Kerusakan yang sering terjadi pada ban
diantaranya : ply-cord putus (C.B.U), retak alur, rusak luar telapak, retak
dinding samping, kerusakan bead, lapisan ban terpisah (separation), dan
kebocoran/perbaikan yang tidak sempurna pada ban tubeless.
d.
Secara visual, periksa perubahan bentuk/keausan pada pola ban.
Keausan yang sering terjadi pada ban adalah
keausan normal (karena umur pemakaian), dan keausan yang tidak normal,
yakni : aus pada shoulder, aus pada bagian tengah tread, aus sebelah
luar/dalam, aus berbulu, aus tidak rata (spot
wear), dan toe-and-heel.
8. Prosedur
pemeriksaan ban dalam.
a.
Bersihkan seluruh
permukaan ban dalam dari kotoran dan benda-benda asing yang menempel, bila
perlu cuci dengan air bersih.
b.
Periksa kesesuaian dengan ban luar yang dipakai. Ban dalam dan luar
harus menggunakan ukuran dan jenis yang sama. Ban luar radial
harus menggunakan ban dalam radial
c.
Periksa keliling penampang luar. Ban dalam yang keliling penampang
luarnya telah mengembang sampai 92% atau lebih, dibandingkan dengan keliling
penampang ban luar pada bagian dalam harus diganti baru.
d.
Periksa kondisi pentil. Pentil yang
sudah tidak bekerja dengan baik (macet, karatan, bocor) tidak layak pakai dan
harus diganti baru. Batang pentil yang rusak (karatan/bocor) menunjukkan ban
dalam harus diganti. Pastikan tutup pentil ada dan terpasang.
e.
Periksa karet ban. Ban dalam yang sudah
aus, melipat, sobek ataupun ada bagian yang lunak karetnya harus diganti baru. Ban dalam dengan tambalan yang sudah
terlalu banyak juga harus diganti baru.
9.
Prosedur
Pemasangan Ban
a.
Pastikan bahwa kendaraan berada pada tempat yang rata dan
roda diganjal.
b.
Pompa ban dengan kompresor dengan tekanan yang sesuai
dengan peruntukan ban. Peralatan yang perlu disiapkan antara lain: Tire gauge
(alat ukur tekanan ban), Chuck udara untuk ban, udara bertekanan, kunci roda
dan jack stand.
c.
Tempatkan roda pada lubang baut-baut roda sehingga posisinya tepat dan benar sesuai
dengan tanda pemasangannya.
d.
Dongkraklah
kendaraan dan kemudian ambil stand dari bawah kendaraan.
e.
Keraskan mur roda dengan urutan seperti pada gambar
disamping ini, Torsi : 600 kgf-cm (59 N.m; 43 lbf.ft).
1)
Kencangkan setiap mur roda dengan kunci mur roda dan
periksa jika ada yang kendor.
Ø Jika ada
yang longgar, kencangkan sampai putaran yang ditentukan.
Ø Putaran
untuk mengencangkan: 4.000 - 4.800 kg.cm
C.
Kriteria
Kelulusan
Aspek
|
Skor
(1-10)
|
Bobot
|
Nilai
|
Keterangan
|
Kognitif
(soal no 1 s/d 2)
|
|
5
|
|
Syarat lulus, nilai minimal 70
dengan skor setiap aspek minimal 7
|
Ketelitian
pemeriksaan pendahuluan
|
|
1
|
|
Ketepatan
prosedur melepas, memasang dan menyetel roda
|
|
2
|
|
Ketepatan
waktu
|
|
1
|
|
Keselamatan
kerja
|
|
1
|
|
Nilai Akhir
|
|
Keterangan :
Tidak = 0 (nol) (tidak lulus)
Ya =
70 s.d. 100 (lulus)
Kategori Kelulusan :
70 s.d.
79 :
memenuhi kriteria minimal dengan bimbingan
80 s.d. 89 : memenuhi kriteria
minimal tanpa bimbingan
90 s.d. 100 : di atas minimal tanpa
bimbingan
D. Umpan
Balik
Cocokanlah jawaban anda dengan
kunci jawaban yang terdapat pada bagian
akhir modul ini,hitunglah jawaban anda yang benar gunakan rumus di bawah ini
untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi modul ini.
Keterangan:
- Bila anda mencapai tingkat pencapaian
80% atau lebih (≥80%) anda dapat melanjutkan modul selanjutnya. Selamat untuk
anda!
- Bila anda masih dibawah 80% (<
80%)anda harus mempelajari kembali modul I ini, terutama mempelajari bagian
yang belum anda kuasai.
BAB IV
PENUTUP
Peserta didik yang
telah mencapai syarat kelulusan minimal dapat melanjutkan ke modul berikutnya.
Sebaliknya, apabila peserta didik
dinyatakan tidak lulus, maka peserta didik
harus mengulang modul ini dan tidak diperkenankan untuk mengambil modul
selanjutnya.
Jika peserta didik telah
lulus menempuh modul ini, maka peserta didik berhak
memperoleh sertifikat
kompetensi Melepas, Memasang, dan
Menyetel Roda.